Tips Bercinta : Cerita Seks Selinguh di dalam Angkutan.
Aku adalah seorang karyawan swasta di daerah Jakarta umurku saat ini 38
tahun dan sudah mempunyai 2 anak yang masih kecil. Aku mempunyai
kampong halaman di Jogja seperti biasa kalau watu libur panjang aku
belik ke kota halamanku, biasanya aku pulang ke jogja naik bus.
Saat itu pukul 2 siang aku sudah menunggu di terminal dengan tiket bus
keramat jati, aku mendapatkan kursi dari depan urutan no 3 dan disitu
ternyata ada wanita yang umurnya 30 tahunan.
Selama perjalanan cewek disampingku diam tak berbicara, akupun tidak
menghiraukannya.
Dan kuperhatikan dia sibuk sms. Waktu bus memasuki kota Cikampek aku mulai menyapa.
"Tujuan mau kemana mbak?"dia agak kaget dengan sapaanku.
"Jogja kalau kamu tujuan kemana?" dia balik tanya.
"Saya juga kejogja, memang jogjanya turun mana mbak?"
"di janti, trus ntar nyambung naik taksi ke malioboro" jawabnya singkat.
"malioboronya mana mbak, sory mbak nanyaku detail banget ya?"
"gak apa-apa, di hotel Natour Garuda, kalau adik jogjanya mana?"
"Wah, kita satu arah mbak, saya daerah alun alun selatan jadi dari malioboro lurus aja gak jauh."
Buah dada tante ini menggodaku
Hari mulai gelap lampu dalam bus tidak dihidupkan, mungkin karena kru bus dapat menggangu istirahat para penumpang.
Bus executive yang aku naiki banyak fasilitasnya seperti bantal, selimut dan tisu yang terletak diatas aku duduk.
"Nama Mbak siapa?, aku mulai bertanya lagi.
"Audri, kalau adik namanya siapa?" sambil dia julurkan tangannya.
Aku menjabat tangannya dan menyebutkan namaku.
"Aku Inug mbak, aku mau mudik mbak".
Dalam jabatan tangannya aku merasakan kehangatan yang luar biasa mungkin pengaruh dari dingin AC bus.
Selama perjalanan kami sudah banyak bercerita, dari Tanya jawab tentang pekerjaan dia sampai pekerjaanku. Dan begitu juga dia bercerita tentang hidup di jogja lebih murah dari pada Jakarta.
Aku berinisiatip untuk banyak ngomong dan mengajak dia berbicara. Selama pembicaraan sepenuhnya aku menunjukkan sikap hormat dan santun padanya. Dia juga menaruh respek padaku karena sikapku itu.
Dia pinjamkan majalah dan koran bacaannya padaku, dia juga tawarkan makanan atau minuman yang dia bawa. Aku terbiasa hanya minum air mineral saat bepergian begini. Sedangkan air yang ditawarkan adalah Coca-cola makanya aku menolak dengan halus.
Dan akhirnya pukul 19.00 bus berhenti untuk makan malam dan para penumpang dapat kupon makan gratis.
Aku dan mbak Audri turun menuju restoran dan menukarkan kupon gratis makan malam. Kami duduk berdua sambil cerita. Tiba-tiba ditengah-tengah Suasana makan malam aku berkata:
"Mbak cantik deh"
dia terkejut terselek makanan
"Maksudnya apa Dik?"
"Iya mbak cantik, maaf mbak jangan berpikirkan yang negative terhadapku karena yang saya omongkan kenyataan."
Dia agak malu terlihat dari mukanya yg memerah dan menunduk.
Kru bus memberitahukan kalau busnya sudah bersiap berangkat, kami pun bergegas menuju bus yang kami tumpangi.
Sampai dalam bus aku sarankan mbak Audri untuk pindah kesebelah yang dekat jendela, dia pun mengiyakan karena dia bisa lebih leluasa melihat keluar.
Didalam bus aku memilih diam, Aku berselimut dan mencoba memejamkan mata. Malam semakin larut Aku mencoba memberanikan diri menggenggam tangannya, dia hampir menarik tangannya kalau saja aku tidak bilang,
"Tangan Mbak dingin banget, nih. Mau nggak kalau aku pijat refleksi tangannya, nanti hangat, deh?", aku cari seribu satu alasan yang selalu tepat untuk banyak berbuat padanya.
Aku juga nggak tahu, kenapa dia pasrah saja saat tanganku meraih tangannya membawa ke pangkuanku untuk aku pijit-pijit. Aduh, mbak Audri berteriak tertahan karena kesakitan, tetapi dengan cepat aku bilang dalam bisikkan.
Bahwa kalau mbak merasakan sakit artinya bahwa memang sedang sakit. aku terangkan bahwa yang aku pijat itu adalah tombol-tombol saraf yang berhubungan dengan bagian di tubuh yang sedang kena sakit. Mbak Audri bilang paru-paru dan punggungnya sedang tidak normal karena dingin atau mungkin karena lelahnya perjalanan. Aku dapat merasakan tubuh mbak Audri langsung merinding dan bergetar mendengar suara bisikkanku tadi.
mbak Audri mulai sadar tidak seharusnya seperti ini, lalu ditarik tangannya. Aku pun sadar,
"Maaf mbak saya Cuma pengen membantu mbak biar hangat."
Aku masih diam tak bicara. Tapi yang namanya godaan selalu aja ada.
Tanganku mulai menyentuh pahanya dan mbak Audri menyingkirkan tanganku dari pahanya.
"Maaf dik.. aku sudah bersuami."
"Maaf mbak bukan maksudku."
Langsung aku putus pembicaraannya.
"Dudahlah Dik, lebih baik adik tidur saja, mbak juga sudah ngantuk."
Mbak Audri pun terdiam, tapi aku tidak mau menyerah begitu saja mungkin rasa penasaranku terhadapnya.
Tanganku mulai bergerak lagi tapi kali ini tanganku langsung merangkul dibelakang kepalanya. Dan memaksanya dalam pelukanku. Diapun kaget tapi apa daya tanganku jauh lebih kuat, Mbak Audri tampaknya gak mau membuat keributan didalam bus yang penuh dengan penumpang. Akhirnya mbak Audri dipelukanku dengan kusandarkan kepalanya dipundakku dan tanganku melingkar ditubuhnya.
Sangat luar biasa kehangatan yang kurasakan saat itu, maafkan aku istrikuku aku telah melakukan perselingkuhan walau tidak berhubungan badan.
Aku tidak berhenti disitu aja, aku mulai meraba payudaranya yang berukuran 34B. Dia mencoba melarangku tapi aku tidak mempedulikannya, aku mulai merasakan kenikmatan yg lain. Aku terus memijit-mijit panyudaranya, mbak Audri mendesis, "akh.!!!" Aku terus memijit panyudaranya tanpa henti-henti.
Akupun tidak merasa takut ketahuan penumpang lainya karena perbuatanku dibawah selimut bus.
Aku mulai membuka kancing bajunya satu per satu. Dalam hati aku hanya bisa meminta maaf pada istriku, maafkan aku Ma....
Kancing sudah terlepas semua aku mulai menurunkan BHnya sekarang payudaranya dapat terlihat dengan jelas oleh ku.
"Susumu indah banget mbak, boleh gak aku hisap?"
Mbak Audri hanya diam tak bicara.
Akupun mulai menundukan kepalaku kepayudaranya dan menghisapnya seperti bayi yang minum asi. Nikmat campur rasa bersalah pada saat itu sama istriku yang telah ku kianati cintanya.
"Gimana mbak?" kataku
"Terus Dik hisap trus!!!"
Akh. Ogh... Dia hanya mendesis kenikmatan. Aku tidak mau berhenti disitu saja, aku mulai menurunkan resleting celana kainnya. aku menurunkan celana dalamnya dan aku masukkan jari-jariku ke dalam vaginanya.
Mbak Audri mendesah..
"Akh.. Akh... ough.. Terus dik. Terus.. Oh...!!!"
Aku terus mengobok-ngobok vaginanya dengan jariku dan menghisap panyudaranya. Dan akhirnya. Mbak Audri orgasme.
Sungguh fantastis....mbak Audri mengerang dan menjambak rambutku saat orgasme. "Akhhhhh...!!!"
Aku lalu duduk setelah tahu kalau mbak Audri sudah orgasme.
"MBak tolong gantian dong."
Aku menuntun tangannya kearah kontolku. Sebetulnya aku sudah sangat terangsang, kontolku udah tegang dari tadi tapi aku tidak mau terburu2 takutnya mbak Audri jadi tersinggung dan tujuanku jadi gagal total, tetapi diluar dugaanku tangan mbak Audri langsung memegang kontolku yg sudah dari tadi aku keluarkan dari celanaku.
Serasa ditimpa dan ditampar sebuah sensasi yang luar biasa saat tangannya yg halus menggenggam kontolku. Tangannya terasa hangat di kontolku dan kontolku serasa berdenyut2. aku mulai mendesah pelan,
"Akhhhhh...!!!"
"Tolong, mbak, sebentar saja, aku bener-bener tidak bisa menahan nafsu birahiku, tolong Mbak, biar aku terlepas dari siksaanku ini, tolon..ng.. tadi mbak sudah saya buat orgasme jadi gantian Mbak.", Aku menghiba dalam berbisik dan ternyata berhasil bisikanku bagaikan sihir yg membangkitkan nafsu birahinya dengan sensasi penuh pesona ini.
Aku kembali bisikkan ke telinganya,
"Kocok, mbak, aku pengin keluar cepet, nih", sambil aku pegang tangannya untuk menuntun kocokkannya. Dan mbak Audripun terbawa larut dalam suasana, tangannya mulai mengocok kontolku.
Telah beberapa saat aku mendesas dan merintih lirih, tetapi belum juga ejakulasiku datang. Bahkan kini mbak Audri sendiri mulai terjebak dalam kisaran arus birahi sejak tanganku juga merabai payudaranya dan memainkan puting susunya.
Mbak Audri terbawa mendesah dan merintih pelan dan tertahan. Aku mengalami keadaan ekstase birahi. Mataku tertutup, khayalku mengembara, aku bayangkan alangkah nikmatnya apabila kontolku meruyak ke vaginanya. Ah, alangkah nikmatnya.., nikmat sekali .., nikmat sekali.., pikiranku sudah kemana-mana mungkin karena aku sudah terangsang banget.
"Ayoo, dik, aku sudah capenih, keluarin cepeett...s",
Aku tersenyum, "Susah, mbak, kecualii...",
"Apaan lagi?",
"Kalau Mbak mau menciumi dan mengisepnya.". Gila. Aku sudah gila. Aku spontan aja minta mbak Audri untuk mengemut kontolku.
Tt.. tet.. ttapi .. mungkin mbak Audri kini yang lebih gila lagi. Mbak Audri mengangguk saat mataku melihat matanya. Sesungguhnya sejak tadi saat tangannya menggapai kontolku kemudian merasakan betapa halus sentuhannya aku sudah demikian terhanyut untuk selekasnya bisa menyaksikan betapa mentakjubkan kontolku masuk dalam mulut mungilnya itu.
Aku sudah demikian tergiring untuk selekasnya merasakan hangatnya kontolku dalam mulutnya, ingin merasakan bagaimana seandainya lidahnya menjilati kepala kontolku trus melumat-lumat dan mengisap-isap kontolku ini.
Cahaya lampu Bus yang memang diredupkan untuk memberi kesempatan para penumpang bisa tidur nyenyak sangat membantu apa yang sedang berlangsung di kursi kami ini. Seakan-akan mbak Audri tidur di pangkuanku, mbak Audri bergerak telungkup menyusup ke dalam selimutku.
Gelap, tetapi bibirnya langsung menyentuh kemudian mencaplok kontolku. Aku sudah masa bodo. Nafsuku sudah menjerat aku. Mbak Audri mulai mengkulum kontolku, lidahnya bermain dan mulai memompakan mulutnya ke kontolku. Huuhh,.., sungguh aku langsung terhanyut dan bergelegak. Aku mengharapkan sperma dan air maniku cepat muncrat ke mulutnya.
Aku sudah memikirkan kemungkinan untuk tidak sampai menjadi perhatian penumpang lainnya. Aku sendiri akhirnya demikian masa bodoh. Aku yang sudah demikian larut dalam kenikmatan yang tak mudah kutemui di tempat lain ini terus hanyut dalam keasyikan birahi dengan dalam jilatan dan kuluman mbak Audri. Aku merem melek setiap lidahnya menjulur dan menariknya kembali. Rasa hangat lidah dan mulutnya sangat terasa di kontolku.
Dalam ruangan selimut yang demikian sempit itu kepala mbak Audri bergerak aktif turun naik seiring keluar masuknya kontolku dalam mulutnya. Sementara tanganku sendiri aktif mengelusi di arah rambutnya, terkadang juga turun hingga ke pantatnya.
"Ayoo, dik, aku sudah capenih, keluarin cepeett...s",
Aku jawab, "sebentar lagi mbak....."
Mbak Audri terus melumat-lumat kontolku dengan penuh perasaan sambil tangannya juga ikut mengelusi batang kontolku yg kekar dan keras itu, sesekali lidah dan bibirnya menjilati batang kontolku hingga ke pangkal dan bijih pelerku dengan harapan bisa secepatnya merangsangku dan membuatku orgasme. Kontolku dimasukkan dalam-dalam kemulutnya hingga menyentuh tenggorokkannya. Aku mengerang, mendesah sambil bergumam meracau.
Benar, tidak sampai 10 menit aku mulai merasakan sebuah kedutan yang sangat keras dalam kontolku, dan aku bisikan ke telinga mbak Audri,
" Mbak Aku mau keluar...."
Mbak Audri semakin cepat melumat-lumat dan menghisap kontolku dan tidak berapa lama kurasakan orgasme yg sangat luar biasa, air maniku muncrat 6 sampai 7 kali kedalam mulut mbak Audri, dan aku merasakan sensasi yg luar biasa ketika mbak Audri langsung menelan semua air maniku dan terus mengisap dan menjilati sisa2 air maniku sampai terasa ngilu sekali.
"Terima kasih, ya mbak", kataku sambil membetulkan celanaku dan menarik tutup resluitingku.
Akupun langsung mencium mulutnya dan masih kurasakan spermaku dalam mulutnya.
Kami pun tertidur pulas, tanganku sambil memeluknya.
Akhirnya pukul 05.30 bus sampai di janti dan kamipun turun.
"mbak gimana kalau kita satu taksi biar irit biaya toh jalannya satu arah"
"ok..!!" mbak Audri pun mengiyakan.
Didalam Taksi aku dan mbak Audri berdiam diri sambil membayangkan semalam didalam bus yang luar biasa.
Akhirnya mbak Audri turun depan hotel Natour Garuda. Lalu kami tukar nomor HP. Hari itu aku ber smsan ria bersama mbak Audri. Dan pada hari ke-3 aku dapat sms dari mbak Audri yg isinya bahwa tugasnya dijogja udah selesai dan rencana mau pulang ke jakarta.
Dan selang 10 menit HPku berdering kembali, ternyata dari mbak Audri.
"Pagi dik. lagi dimana? Gimana pulang ke Jakarta bareng aja yach?"
"Pagi juga mbak..., ok deh kita bareng pulangnya, nanti siang aku ke hotel natour deh, Mbak saya jemput ya kita jalan-jalan dulu keliling Jogja, itung-itung biar mbak tau Jogja"
"ok dech aku tunggu ya".
Begitulah, Aku menjemput mbak Audri di hotel, aku dan mbak Audri akhirnya berangkat jalan-jalan.
Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar jogja, mbak Audri akhirnya mengajak istirahat di hotel tempat dia menginap.
Kami mengobrol tertawa cekikikan sampai bercerita tentang kejadian dibus. Tiba-tiba mbak Audri menarik tanganku sehingga aku terduduk di kasur, mbak Audri yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku.
Aku sempat terkejut tapi aku juga membiarkan ketika bibir nya menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir nya melumat mulutku. Aku tidak mau kalah.
Lidahku menelusup kecelah bibirnya dan menggelitik hampir semua rongga mulutnya. Mendapat serangan mendadak itu mbak Audri tampak antusias dan lebih semangat dalam melumat bibirku, saking dahsyatnya bulu tengkukku sampai merinding.
Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Aku teringat istriku dirumah, Kudorong tubuh mbak Audri supaya ia melepaskan pelukannya pada diriku.
"mbak..., jangan mbak..., ini enggak pantas kita lakukan..! ", kataku terbata-bata.
mbak Audri memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya masih merangkul leherku dan buah dadanya menempel ketat di dadaku, Kontolku sangat tegang dan keras menempel diperut mbak Audri.
"Memang nggak pantas dik, taapi gimana lagi toh kamu yang memulai waktu di bus dan aku Cuma merespon aja", Ujar mbak Audri yang terdengar seperti desahan.
Setelah itu mbak Audri kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku.
Aku sudah sangat terangsang, bayang2 istriku berbaur dengan wajah mbak Audri yg cantik, akhirnya pertahananku bobol aku sudah tidak peduli lagi, toh ini cuma sekali aku berselingkuh sebuah pembenaran dalam hatiku.. Harus kuakui, mbak Audri sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan.
mbak Audri sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan mbak Audri mulai membuka kancing bajuku.
Satu demi satu pakaian yg aku pakai terlepas dari tubuhku sampai akhirnya tidak ada sehelai benangpun yg menempel dalam tubuhku alias bugil total. Akupun tidak mau kalah, baju yg dipakai mbak Audri satu demi satu aku preteli sampai akhirnya kita berdua sudah telanjang semua. Tak ayal lagi, buah dada mbak Audri yang berwarna putih bersih itu terbuka didepanku tanpa tertutup sehelai kainpun.
Mbak Audri tampak agak malu dia berusaha menutupi buah dadanya yg terbuka dengan mendekapkan lengan didadanya tetapi dengan cepat tanganku memegangi lengannya dan merentangkannya.
Kemudian aku mulai mengusap dan meremas payudaranya sambil mulutku mengisap dan menjilati putingnya. Hampir 10 menit kami saling remas dan cium kemudian aku mengambil inisiatif mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibirku melumat salah satu buah dadanya sementara salah satu tanganku juga langsung meremas-remas buah dadanya yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas aku menjilati dan meremasbuah dada yang kenyal dan putih itu.
Kini mbak Audri tidak bisa berbuat apa-apa lagi. begitulah sedikit cerita sexku yang aku alami.
sumber
Cerita Seks Selinguh di Angkutan |
Dan kuperhatikan dia sibuk sms. Waktu bus memasuki kota Cikampek aku mulai menyapa.
"Tujuan mau kemana mbak?"dia agak kaget dengan sapaanku.
"Jogja kalau kamu tujuan kemana?" dia balik tanya.
"Saya juga kejogja, memang jogjanya turun mana mbak?"
"di janti, trus ntar nyambung naik taksi ke malioboro" jawabnya singkat.
"malioboronya mana mbak, sory mbak nanyaku detail banget ya?"
"gak apa-apa, di hotel Natour Garuda, kalau adik jogjanya mana?"
"Wah, kita satu arah mbak, saya daerah alun alun selatan jadi dari malioboro lurus aja gak jauh."
Buah dada tante ini menggodaku
Hari mulai gelap lampu dalam bus tidak dihidupkan, mungkin karena kru bus dapat menggangu istirahat para penumpang.
Bus executive yang aku naiki banyak fasilitasnya seperti bantal, selimut dan tisu yang terletak diatas aku duduk.
"Nama Mbak siapa?, aku mulai bertanya lagi.
"Audri, kalau adik namanya siapa?" sambil dia julurkan tangannya.
Aku menjabat tangannya dan menyebutkan namaku.
"Aku Inug mbak, aku mau mudik mbak".
Dalam jabatan tangannya aku merasakan kehangatan yang luar biasa mungkin pengaruh dari dingin AC bus.
Selama perjalanan kami sudah banyak bercerita, dari Tanya jawab tentang pekerjaan dia sampai pekerjaanku. Dan begitu juga dia bercerita tentang hidup di jogja lebih murah dari pada Jakarta.
Aku berinisiatip untuk banyak ngomong dan mengajak dia berbicara. Selama pembicaraan sepenuhnya aku menunjukkan sikap hormat dan santun padanya. Dia juga menaruh respek padaku karena sikapku itu.
Dia pinjamkan majalah dan koran bacaannya padaku, dia juga tawarkan makanan atau minuman yang dia bawa. Aku terbiasa hanya minum air mineral saat bepergian begini. Sedangkan air yang ditawarkan adalah Coca-cola makanya aku menolak dengan halus.
Dan akhirnya pukul 19.00 bus berhenti untuk makan malam dan para penumpang dapat kupon makan gratis.
Aku dan mbak Audri turun menuju restoran dan menukarkan kupon gratis makan malam. Kami duduk berdua sambil cerita. Tiba-tiba ditengah-tengah Suasana makan malam aku berkata:
"Mbak cantik deh"
dia terkejut terselek makanan
"Maksudnya apa Dik?"
"Iya mbak cantik, maaf mbak jangan berpikirkan yang negative terhadapku karena yang saya omongkan kenyataan."
Dia agak malu terlihat dari mukanya yg memerah dan menunduk.
Kru bus memberitahukan kalau busnya sudah bersiap berangkat, kami pun bergegas menuju bus yang kami tumpangi.
Sampai dalam bus aku sarankan mbak Audri untuk pindah kesebelah yang dekat jendela, dia pun mengiyakan karena dia bisa lebih leluasa melihat keluar.
Didalam bus aku memilih diam, Aku berselimut dan mencoba memejamkan mata. Malam semakin larut Aku mencoba memberanikan diri menggenggam tangannya, dia hampir menarik tangannya kalau saja aku tidak bilang,
"Tangan Mbak dingin banget, nih. Mau nggak kalau aku pijat refleksi tangannya, nanti hangat, deh?", aku cari seribu satu alasan yang selalu tepat untuk banyak berbuat padanya.
Aku juga nggak tahu, kenapa dia pasrah saja saat tanganku meraih tangannya membawa ke pangkuanku untuk aku pijit-pijit. Aduh, mbak Audri berteriak tertahan karena kesakitan, tetapi dengan cepat aku bilang dalam bisikkan.
Bahwa kalau mbak merasakan sakit artinya bahwa memang sedang sakit. aku terangkan bahwa yang aku pijat itu adalah tombol-tombol saraf yang berhubungan dengan bagian di tubuh yang sedang kena sakit. Mbak Audri bilang paru-paru dan punggungnya sedang tidak normal karena dingin atau mungkin karena lelahnya perjalanan. Aku dapat merasakan tubuh mbak Audri langsung merinding dan bergetar mendengar suara bisikkanku tadi.
mbak Audri mulai sadar tidak seharusnya seperti ini, lalu ditarik tangannya. Aku pun sadar,
"Maaf mbak saya Cuma pengen membantu mbak biar hangat."
Aku masih diam tak bicara. Tapi yang namanya godaan selalu aja ada.
Tanganku mulai menyentuh pahanya dan mbak Audri menyingkirkan tanganku dari pahanya.
"Maaf dik.. aku sudah bersuami."
"Maaf mbak bukan maksudku."
Langsung aku putus pembicaraannya.
"Dudahlah Dik, lebih baik adik tidur saja, mbak juga sudah ngantuk."
Mbak Audri pun terdiam, tapi aku tidak mau menyerah begitu saja mungkin rasa penasaranku terhadapnya.
Tanganku mulai bergerak lagi tapi kali ini tanganku langsung merangkul dibelakang kepalanya. Dan memaksanya dalam pelukanku. Diapun kaget tapi apa daya tanganku jauh lebih kuat, Mbak Audri tampaknya gak mau membuat keributan didalam bus yang penuh dengan penumpang. Akhirnya mbak Audri dipelukanku dengan kusandarkan kepalanya dipundakku dan tanganku melingkar ditubuhnya.
Sangat luar biasa kehangatan yang kurasakan saat itu, maafkan aku istrikuku aku telah melakukan perselingkuhan walau tidak berhubungan badan.
Aku tidak berhenti disitu aja, aku mulai meraba payudaranya yang berukuran 34B. Dia mencoba melarangku tapi aku tidak mempedulikannya, aku mulai merasakan kenikmatan yg lain. Aku terus memijit-mijit panyudaranya, mbak Audri mendesis, "akh.!!!" Aku terus memijit panyudaranya tanpa henti-henti.
Akupun tidak merasa takut ketahuan penumpang lainya karena perbuatanku dibawah selimut bus.
Aku mulai membuka kancing bajunya satu per satu. Dalam hati aku hanya bisa meminta maaf pada istriku, maafkan aku Ma....
Kancing sudah terlepas semua aku mulai menurunkan BHnya sekarang payudaranya dapat terlihat dengan jelas oleh ku.
"Susumu indah banget mbak, boleh gak aku hisap?"
Mbak Audri hanya diam tak bicara.
Akupun mulai menundukan kepalaku kepayudaranya dan menghisapnya seperti bayi yang minum asi. Nikmat campur rasa bersalah pada saat itu sama istriku yang telah ku kianati cintanya.
"Gimana mbak?" kataku
"Terus Dik hisap trus!!!"
Akh. Ogh... Dia hanya mendesis kenikmatan. Aku tidak mau berhenti disitu saja, aku mulai menurunkan resleting celana kainnya. aku menurunkan celana dalamnya dan aku masukkan jari-jariku ke dalam vaginanya.
Mbak Audri mendesah..
"Akh.. Akh... ough.. Terus dik. Terus.. Oh...!!!"
Aku terus mengobok-ngobok vaginanya dengan jariku dan menghisap panyudaranya. Dan akhirnya. Mbak Audri orgasme.
Sungguh fantastis....mbak Audri mengerang dan menjambak rambutku saat orgasme. "Akhhhhh...!!!"
Aku lalu duduk setelah tahu kalau mbak Audri sudah orgasme.
"MBak tolong gantian dong."
Aku menuntun tangannya kearah kontolku. Sebetulnya aku sudah sangat terangsang, kontolku udah tegang dari tadi tapi aku tidak mau terburu2 takutnya mbak Audri jadi tersinggung dan tujuanku jadi gagal total, tetapi diluar dugaanku tangan mbak Audri langsung memegang kontolku yg sudah dari tadi aku keluarkan dari celanaku.
Serasa ditimpa dan ditampar sebuah sensasi yang luar biasa saat tangannya yg halus menggenggam kontolku. Tangannya terasa hangat di kontolku dan kontolku serasa berdenyut2. aku mulai mendesah pelan,
"Akhhhhh...!!!"
"Tolong, mbak, sebentar saja, aku bener-bener tidak bisa menahan nafsu birahiku, tolong Mbak, biar aku terlepas dari siksaanku ini, tolon..ng.. tadi mbak sudah saya buat orgasme jadi gantian Mbak.", Aku menghiba dalam berbisik dan ternyata berhasil bisikanku bagaikan sihir yg membangkitkan nafsu birahinya dengan sensasi penuh pesona ini.
Aku kembali bisikkan ke telinganya,
"Kocok, mbak, aku pengin keluar cepet, nih", sambil aku pegang tangannya untuk menuntun kocokkannya. Dan mbak Audripun terbawa larut dalam suasana, tangannya mulai mengocok kontolku.
Telah beberapa saat aku mendesas dan merintih lirih, tetapi belum juga ejakulasiku datang. Bahkan kini mbak Audri sendiri mulai terjebak dalam kisaran arus birahi sejak tanganku juga merabai payudaranya dan memainkan puting susunya.
Mbak Audri terbawa mendesah dan merintih pelan dan tertahan. Aku mengalami keadaan ekstase birahi. Mataku tertutup, khayalku mengembara, aku bayangkan alangkah nikmatnya apabila kontolku meruyak ke vaginanya. Ah, alangkah nikmatnya.., nikmat sekali .., nikmat sekali.., pikiranku sudah kemana-mana mungkin karena aku sudah terangsang banget.
"Ayoo, dik, aku sudah capenih, keluarin cepeett...s",
Aku tersenyum, "Susah, mbak, kecualii...",
"Apaan lagi?",
"Kalau Mbak mau menciumi dan mengisepnya.". Gila. Aku sudah gila. Aku spontan aja minta mbak Audri untuk mengemut kontolku.
Tt.. tet.. ttapi .. mungkin mbak Audri kini yang lebih gila lagi. Mbak Audri mengangguk saat mataku melihat matanya. Sesungguhnya sejak tadi saat tangannya menggapai kontolku kemudian merasakan betapa halus sentuhannya aku sudah demikian terhanyut untuk selekasnya bisa menyaksikan betapa mentakjubkan kontolku masuk dalam mulut mungilnya itu.
Aku sudah demikian tergiring untuk selekasnya merasakan hangatnya kontolku dalam mulutnya, ingin merasakan bagaimana seandainya lidahnya menjilati kepala kontolku trus melumat-lumat dan mengisap-isap kontolku ini.
Cahaya lampu Bus yang memang diredupkan untuk memberi kesempatan para penumpang bisa tidur nyenyak sangat membantu apa yang sedang berlangsung di kursi kami ini. Seakan-akan mbak Audri tidur di pangkuanku, mbak Audri bergerak telungkup menyusup ke dalam selimutku.
Gelap, tetapi bibirnya langsung menyentuh kemudian mencaplok kontolku. Aku sudah masa bodo. Nafsuku sudah menjerat aku. Mbak Audri mulai mengkulum kontolku, lidahnya bermain dan mulai memompakan mulutnya ke kontolku. Huuhh,.., sungguh aku langsung terhanyut dan bergelegak. Aku mengharapkan sperma dan air maniku cepat muncrat ke mulutnya.
Aku sudah memikirkan kemungkinan untuk tidak sampai menjadi perhatian penumpang lainnya. Aku sendiri akhirnya demikian masa bodoh. Aku yang sudah demikian larut dalam kenikmatan yang tak mudah kutemui di tempat lain ini terus hanyut dalam keasyikan birahi dengan dalam jilatan dan kuluman mbak Audri. Aku merem melek setiap lidahnya menjulur dan menariknya kembali. Rasa hangat lidah dan mulutnya sangat terasa di kontolku.
Dalam ruangan selimut yang demikian sempit itu kepala mbak Audri bergerak aktif turun naik seiring keluar masuknya kontolku dalam mulutnya. Sementara tanganku sendiri aktif mengelusi di arah rambutnya, terkadang juga turun hingga ke pantatnya.
"Ayoo, dik, aku sudah capenih, keluarin cepeett...s",
Aku jawab, "sebentar lagi mbak....."
Mbak Audri terus melumat-lumat kontolku dengan penuh perasaan sambil tangannya juga ikut mengelusi batang kontolku yg kekar dan keras itu, sesekali lidah dan bibirnya menjilati batang kontolku hingga ke pangkal dan bijih pelerku dengan harapan bisa secepatnya merangsangku dan membuatku orgasme. Kontolku dimasukkan dalam-dalam kemulutnya hingga menyentuh tenggorokkannya. Aku mengerang, mendesah sambil bergumam meracau.
Benar, tidak sampai 10 menit aku mulai merasakan sebuah kedutan yang sangat keras dalam kontolku, dan aku bisikan ke telinga mbak Audri,
" Mbak Aku mau keluar...."
Mbak Audri semakin cepat melumat-lumat dan menghisap kontolku dan tidak berapa lama kurasakan orgasme yg sangat luar biasa, air maniku muncrat 6 sampai 7 kali kedalam mulut mbak Audri, dan aku merasakan sensasi yg luar biasa ketika mbak Audri langsung menelan semua air maniku dan terus mengisap dan menjilati sisa2 air maniku sampai terasa ngilu sekali.
"Terima kasih, ya mbak", kataku sambil membetulkan celanaku dan menarik tutup resluitingku.
Akupun langsung mencium mulutnya dan masih kurasakan spermaku dalam mulutnya.
Kami pun tertidur pulas, tanganku sambil memeluknya.
Akhirnya pukul 05.30 bus sampai di janti dan kamipun turun.
"mbak gimana kalau kita satu taksi biar irit biaya toh jalannya satu arah"
"ok..!!" mbak Audri pun mengiyakan.
Didalam Taksi aku dan mbak Audri berdiam diri sambil membayangkan semalam didalam bus yang luar biasa.
Akhirnya mbak Audri turun depan hotel Natour Garuda. Lalu kami tukar nomor HP. Hari itu aku ber smsan ria bersama mbak Audri. Dan pada hari ke-3 aku dapat sms dari mbak Audri yg isinya bahwa tugasnya dijogja udah selesai dan rencana mau pulang ke jakarta.
Dan selang 10 menit HPku berdering kembali, ternyata dari mbak Audri.
"Pagi dik. lagi dimana? Gimana pulang ke Jakarta bareng aja yach?"
"Pagi juga mbak..., ok deh kita bareng pulangnya, nanti siang aku ke hotel natour deh, Mbak saya jemput ya kita jalan-jalan dulu keliling Jogja, itung-itung biar mbak tau Jogja"
"ok dech aku tunggu ya".
Begitulah, Aku menjemput mbak Audri di hotel, aku dan mbak Audri akhirnya berangkat jalan-jalan.
Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar jogja, mbak Audri akhirnya mengajak istirahat di hotel tempat dia menginap.
Kami mengobrol tertawa cekikikan sampai bercerita tentang kejadian dibus. Tiba-tiba mbak Audri menarik tanganku sehingga aku terduduk di kasur, mbak Audri yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku.
Aku sempat terkejut tapi aku juga membiarkan ketika bibir nya menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir nya melumat mulutku. Aku tidak mau kalah.
Lidahku menelusup kecelah bibirnya dan menggelitik hampir semua rongga mulutnya. Mendapat serangan mendadak itu mbak Audri tampak antusias dan lebih semangat dalam melumat bibirku, saking dahsyatnya bulu tengkukku sampai merinding.
Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Aku teringat istriku dirumah, Kudorong tubuh mbak Audri supaya ia melepaskan pelukannya pada diriku.
"mbak..., jangan mbak..., ini enggak pantas kita lakukan..! ", kataku terbata-bata.
mbak Audri memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya masih merangkul leherku dan buah dadanya menempel ketat di dadaku, Kontolku sangat tegang dan keras menempel diperut mbak Audri.
"Memang nggak pantas dik, taapi gimana lagi toh kamu yang memulai waktu di bus dan aku Cuma merespon aja", Ujar mbak Audri yang terdengar seperti desahan.
Setelah itu mbak Audri kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku.
Aku sudah sangat terangsang, bayang2 istriku berbaur dengan wajah mbak Audri yg cantik, akhirnya pertahananku bobol aku sudah tidak peduli lagi, toh ini cuma sekali aku berselingkuh sebuah pembenaran dalam hatiku.. Harus kuakui, mbak Audri sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan.
mbak Audri sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan mbak Audri mulai membuka kancing bajuku.
Satu demi satu pakaian yg aku pakai terlepas dari tubuhku sampai akhirnya tidak ada sehelai benangpun yg menempel dalam tubuhku alias bugil total. Akupun tidak mau kalah, baju yg dipakai mbak Audri satu demi satu aku preteli sampai akhirnya kita berdua sudah telanjang semua. Tak ayal lagi, buah dada mbak Audri yang berwarna putih bersih itu terbuka didepanku tanpa tertutup sehelai kainpun.
Mbak Audri tampak agak malu dia berusaha menutupi buah dadanya yg terbuka dengan mendekapkan lengan didadanya tetapi dengan cepat tanganku memegangi lengannya dan merentangkannya.
Kemudian aku mulai mengusap dan meremas payudaranya sambil mulutku mengisap dan menjilati putingnya. Hampir 10 menit kami saling remas dan cium kemudian aku mengambil inisiatif mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibirku melumat salah satu buah dadanya sementara salah satu tanganku juga langsung meremas-remas buah dadanya yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas aku menjilati dan meremasbuah dada yang kenyal dan putih itu.
Kini mbak Audri tidak bisa berbuat apa-apa lagi. begitulah sedikit cerita sexku yang aku alami.
sumber
0 comments:
Post a Comment